Iblis : "Aku tak rela...."

Iblis : "Aku tak rela...."

Masih ingat dengan seorang sahabat Nabi yang tak dapat melihat? Yang karenanya Allah menegur Nabi dan menurunkan surat "A'basa".

Ia adalah Abdullah bin Ummi Maktum Radiallahuanhu. Seorang sosok sahabat yang senantiasa tawadlhu dalam menunaikan kewajibannya sebagai hamba Allah.

Suatu ketika Abdullah bin Ummi Maktum menghampiri baginda Rasulullah Saw.

Ia ingin meminta izin tidak hadir dalam jama'ah Shubuh, karena tak ada yang menuntunnya menuju Masjid.

Setelah mendengar alasannya, baginda Rasulpun bertanya : "Apakah engkau mendengar adzan?" Abdullah lalu menjawab: "Tentu baginda", "Kalau begitu tidak ada keringanan untukmu", tandas Rasul.

Layaknya hamba Allah yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan perintah Nya. Abdullahpun sam'an wa tho'atan atas apa yang diperintahkan Rasulullah Saw. Dengan mantap ia berazam untuk mendirikan jama'ah Shubuh di Masjid, sekalipun harus meraba-raba dengan tongkatnya, menuju sumber suara azan.

Keesokan harinya di waktu fajar, setelah terdengar kumandang adzan, Abdullah bin Ummi Maktumpun bergegas menuju Masjid.

Baru saja mengayunkan beberapa langkah, ia tersandung bongkahan batu, ia pun terjatuh, dan sebagian bongkahan batu itu tepat mengenai mukanya, dengan seketika darahpun mengalir dari wajahnya.

Dengan cepat Abdullah kembali bangkit, sembari mengusap darah di wajahnya. Ia tetap bersikeras menuju Masjid, sekalipun wajahnya masih terluka. Tak berapa lama datang seorang sosok lelaki tak dikenal, Ia menghampiri Abdullah dan bertanya: "A'mmu (paman) hendak pergi kemana?".

"Saya ingin pergi ke Masjid" jawab Abdullah. Lalu laki-laki asing itu menawarkan diri: "Saya akan antarkan a'mmu ke Masjid, lalu nanti kembali ke rumah".

Lelaki itupun segera menuntun Abdullah menuju Masjid, dan kemudian mengantarkannya kembali pulang. Hal ini ternyata tidak hanya sekali dilakukan lelaki asing itu, tiap hari ia selalu menuntun Abdullah ke Masjid dan kemudian mengantarkannya kembali ke rumah. Tentu saja Abdullah bin Ummi Maktum sangat gembira, karena ada orang yang dengan baik hati mengantarkannya Masjid, tanpa mengharapkan imbalan apapun.

Hingga tibalah suatu saat, ia ingin tahu siapa nama lelaki yang selalu mengantarkannya, iapun lalu menanyakan namanya. Namun spontan laki-laki itu menjawab: "Apa yang paman inginkan dari namaku?" "Saya ingin berdo'a kepada Allah, atas kebaikan yang engkau lakukan" Jawab Abdullah. "Tidak usah" tegas lelaki itu.

"Paman tidak perlu berdoa untuk meringankan penderitaanku, dan jangan sekali-kali paman menanyai namaku".

Abdullah terkejut atas jawaban lelaki asing itu, Iapun kemudian bersumpah atas nama Allah, meminta lelaki itu untuk tidak menemuinya lagi, sampai ia tahu betul siapa dia dan mengapa terus mengantarkannya ke Masjid, tanpa mengharapkan imbalan apapun.

Mendengar sumpah Abdullah, laki-laki itu kemudian berpikir panjang, lalu ia berkata: "Baiklah akan aku katakan siapa diriku sebenarnya, aku adalah Iblis". Abdullah tersentak, "Bagaimana mungkin engkau menuntunku ke Masjid, sedangkan dirimu menghalangi manusia untuk mengerjakan salat?" Iblis itu kemudian menjawab: "Engkau masih ingat ketika dulu dalam perjalanan ke Masjid, dirimu tersandung batu, dan bongkahannya melukai wajahmu?". "Iya, aku ingat" kata Abdullah."Pada saat itu aku mendengar Malaikat, bahwasannya Allah telah mengampuni setengah dari dosamu, aku takut kalau engkau tersandung untuk kedua kalinya, lalu Allah menghapuskan setengah dosamu yang lain" jelas Iblis. "

Oleh karena itu aku selalu menuntunmu ke Masjid dan mengantarkanmu pulang, supaya engkau tak ceroboh lagi ketika berjalan ke Masjid"*****

Comments

Popular Posts