KIAT AGAR DAPAT MELAKUKAN SHALAT TAHAJJUD

KIAT AGAR DAPAT MELAKUKAN SHALAT TAHAJJUD

oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Ada beberapa kiat yang dapat membantu seseorang untuk bangun di malam hari
guna melakukan shalat Tahajjud. Di antaranya adalah.

[1]. Mengetahui keutamaan shalat Tahajjud dan kedudukan orang yang
melakukannya di sisi Allah Ta’ala serta segala apa yang disediakan baginya
berupa kebahagiaan di dunia dan akhirat, bagi mereka disediakan Surga.
Allah Ta’ala bersaksi terhadap mereka dengan kesempurnaan iman, dan tidak
sama antara mereka dengan orang-orang yang tidak mengetahui. Shalat
Tahajjud sebagai sebab masuk ke dalam Surga, ditinggikannya derajat di
dalamnya, dan shalat Tahajjud merupakan sifat hamba-hamba Allah yang
shalih serta kemuliaan bagi seorang Mukmin.

[2]. Mengetahui perangkap syaitan dan usahanya agar manusia tidak
melakukan shalat malam.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengenai seorang
laki-laki yang tidur hingga datang waktu fajar,
"Itulah seseorang yang syaitan telah kencing di telinganya -atau beliau
bersabda- di kedua telinganya.” [1]
‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma mengatakan, “Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda
"Wahai ‘Abdullah, jangan kamu menjadi seperti si fulan, dahulu ia biasa
melakukan shalat malam, kemudian meninggalkannya” [2]

[3]. Memendekkan angan-angan dan banyak mengingat mati.
Hal ini dapat memberi semangat untuk beramal dan dapat menghilangkan rasa
malas, berdasarkan hadits ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu, ia
berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Jadilah engkau di dunia ini seperti orang yang asing atau orang yang
sedang menyeberangi jalan.”
Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma mengatakan,
“Apabila berada di pagi hari, janganlah engkau menunggu waktu sore. Dan
apabila berada di sore hari, janganlah engkau menunggu waktu pagi.
Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, dan pergunakan
waktu hidupmu sebelum datang kematianmu.” [3]

[4]. Tidur di awal malam agar memperoleh kekuatan dan semangat yang dapat
membantu untuk melakukan shalat Tahajjud dan shalat Shubuh.
Hal ini berdasarkan hadits Abu Barzah radhiyallaahu ‘anhu.
“Bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur
sebelum shalat ‘Isya’ dan berbincang-bincang setelahnya.”[4]

[5]. Mempergunakan kesehatan dan waktu luang (dengan melakukan amal
shalih) agar pahala kebaikannya tetap ditulis pada saat ia sakit atau
sedang safar.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
"Apabila seorang hamba sakit atau safar, ditulislah baginya pahala
perbuatan yang biasa ia lakukan ketika mukim dan sehat.” [5]
Maka orang yang berakal hendaklah tidak terluput dari keutamaan yang agung
ini. Hendaklah ia melakukan shalat Tahajjud ketika sedang sehat dan
memiliki waktu luang serta melakukan berbagai amal shalih sehingga
ditulislah pahala baginya apabila ia lemah atau sibuk dari melakukan amal
kebaikan yang biasa ia lakukan.

[6]. Bersungguh-sungguh mengamalkan adab-adab sebelum tidur.
Yaitu, dengan tidur dalam keadaan suci, apabila masih mempunyai hadats
hendaklah ia berwudhu’ dan shalat sunnah dua raka’at, membaca dzikir
sebelum tidur, mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu ditiupkan serta
dibacakan padanya surat al-Ikhlaash, al-Falaaq, dan an-Naas. Kemudian
usaplah dengan kedua tangannya itu seluruh anggota badan yang dapat
dijangkaunya (lakukan hal ini tiga kali). Jangan lupa juga membaca ayat
Kursi, dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah, dan membaca do’a sebelum
tidur. Dia juga harus melakukan berbagai sebab yang dapat membangunkannya
untuk shalat, seperti meletakkan jam weker di dekat kepalanya atau dengan
berpesan kepada keluarganya atau temannya atau tetangganya untuk
membangunkannya.

[7]. Memperhatikan sejumlah sebab yang dapat membantu untuk melakukan
shalat Tahajjud.
Yaitu, dengan tidak terlalu banyak makan, tidak membuat badannya lelah
dengan melakukan pekerjaan yang tidak bermanfaat, bahkan seharusnya ia
mengatur pekerjaannya yang bermanfaat, tidak meninggalkan tidur siang
karena itu dapat membantu bangun di malam hari, dan menjauhi dosa dan
maksiat. Disebutkan dari Sufyan ats-Tsauri rahimahullaah beliau berkata,
“Selama lima bulan aku terhalang untuk melakukan shalat malam karena dosa
yang aku lakukan.” [6]

[Disalin dari buku Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga “Panduan Menuntut
Ilmu”, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, PO
BOX 264 – Bogor 16001 Jawa Barat – Indonesia, Cetakan Pertama Rabi’uts
Tsani 1428H/April 2007M]
__________
Foote Notes
[1]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 1144, 3270) dan
Muslim (no. 774), dari Shahabat Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu.
[2]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 1152) dan Muslim
(no. 1159 (187)).
[3]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 6416), Ahmad (II/24,
132), at-Tirmidzi (no. 2333), Ibnu Majah (no. 4114), dan al-Baihaqi
(III/369).
[4]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 568) dan Muslim (no.
461), lafazh ini milik al-Bukhari.
[5]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 2996), dari Shahabat
Abu Musa al-Asy’ari radhiyallaahu ‘anhu
[6]. Lihat kitab Qiyaamul Lail, Fadhluhu wa Aadaabuhu wal Asbaabul
Mui’iinatu ‘alaihi fii Dhau-il Kitaabi was Sunnah (hal. 50-58).

Comments

NIZAR said…
terima kasih atas informasinya.sangat bermanfaat utk menambah pengetahuan.
kunjungi juga ya situs ana di www.nizaralkhotib.blogspot.com

Popular Posts