MENGAPA AKU DI UJI?



MENGAPA AKU DI UJI?

“Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (Q.S. Al-Baqarah ayat 286)

Jalan hidup kita tentunya tidak selalu indah sebagaimana yang diharapkan. Demikian juga dengan kadar iman yang naik dan bisa saja turun dengan drastisnya. Ujian tentunya bukan hanya selalu dibungkus dengan kesengsaraan saja bukan?, melainkan ia dapat dilukiskan dengan kesuksesan, prestasi, kebahagiaan dan lain sebagainya. Saat kita mengalami ‘kekosongan’ dalam melewati sebuah episode hidup, diri ini malah menjauh dari-Nya. Siratan rasa ketidakadilan akibat dari pengharapan dan cita-cita terbesar yang belum juga dikabulkan-Nya sering membuat kita ‘ngambek’ berdemo dengan ‘mogok ibadah’. Padahal sikap demikian malah akan membuat kita semakin jauh dari-Nya bukan?

Ada apa dengan kehidupan kita? Mengapa kita selalu saja tertinggal dari orang lain dalam segala hal? Mengapa hidup tak seindah pengharapan? Mengapa teman-teman dan orang-orang di sekeliling kita selalu saja mudah mendapatkan apa yang mereka inginkan? Mengapa..mengapa dan mengapa. Tak kan habis pertanyaan-pertanyaan senada yang lahir dari hati ini. Kita tidak tahu, mungkin saja mereka juga mengalami hal yang sama dengan kita dan telah melewatinya dengan berdo’a, ikhtiar dan intropeksi diri dalam waktu yang kita tidak tahu berapa lama. Hanya saja mereka melewatinya lebih dulu dari pada kita.

Sahabat, apa yang membuat hati ini menjadi ternoda adalah karena kita terkadang memandang keberhasilan orang lain dengan sinis. Timbul iri hati dan cemburu akibat membandingkan diri yang jauh dibawah nya. Sudah seharusnya kita bisa menjadi sahabat untuk diri sendiri, berdamai dengan segala kekurangan dan keberhasilan yang mungkin saja masih tertunda. Menghujat diri sendiri dengan berbagai penyesalan dan menyalahkan diri tidak akan merubah segalanya menjadi lebih baik. Mulai sekarang mari katakan pada diri kita …

"Wahai diriku, aku bahagia memiliki jiwa dan raga ini, aku bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Alloh kepadaku. Jika aku saat ini belum menjadi orang yang berhasil, maka aku tidak perlu bersedih dan kawatir, Alloh pasti memiliki jalan yang mugkin saja berbeda dari orang lain untuk membuat hidupku menjadi lebih baik dan berarti. Jika bukan saat ini, mungkin esok atau lusa, minggu depan atau pun tahun depan. Tapi diriku harus jauh-jauh dari yang namanya kufur nikmat dan husnudzon terhadap Alloh Swt dan selalu bersyukur dalam setiap keadaan. Wahai diriku, mulai detik ini jadikanlah makna dari ayat-ayat diatas menjadi penolong dan petunjuk hidupmu. Insya Alloh, Dia akan selalu menyertai dan menjagamu dalam setiap denyut nadimu. Tapi ingat, semua itu harus disertai ikhtiar dan do’a. Betul? Let’s start it with Bismillah …” ^_^

Comments

Popular Posts